TraveLive.in Chapter Lombok (Day 4)
Hari Keempat. Sabtu, 16 Januari
2021.
Jam 06:30 kami bersepeda menuju masjid yang merupakan lokasi janjian kami menuju kapal untuk snorkeling dengan Mas Haikal. Private snorkeling kami seharga 500ribu untuk durasi 3jam, belum termasuk sewa GoPro 100ribu. Kami menuju spot penyu di Gili Trawangan, hanya terlihat satu penyu saat kami disana. Selanjutnya menuju spot patung di Gili Meno, disini arus makin besar. Spot patung ini dibuat sekitar tahun 2019 , ternyata bukan ditujukan untuk foto-foto bawah laut tapi lebih untuk mengembangbiakkan terumbu karang. Kami memberi makan ikan-ikan dengan roti yang kami bawa, terlihat ikan warna-warni berebut mendapat makanan. Hingga akhirnya kapal kami bersandar di lokasi wisata baru di Gili Meno, jembatan panjang yang mengelilingi hutau bakau. Kami bertemu dengan rombongan Bu Hj Siti Aminah yang menawari kami makan bersama. Hmm, rezeki ni. Selesai menyusuri jembatan kami kembali ke kapal. Tidak terasa hampir 3jam kami menghabiskan waktu, arus makin besar dan kami kembali ke Gili Trawangan.
Kembali ke penginapan kami lanjut
bermain di kolam. Ada pool bar ala-ala dengan menu pop mie yang kami beli
sendiri dan air kelapa bonus dari Mas Haikal. Jam 12:30 kami bersiap check out
dan kembali menyeberang. Jam 14:00 kami sampai di Pelabuhan bangsal setelah
melewati perjalanan 30 menit yang bikin mual karena ombak besar. Kami dijemput
Mas Abdul, karena De Aldi ngasih kabar kalo dia tiba-tiba demam. Get well soon,
De Aldi, gak seru lagi deh perjalanan gak ada kamu..
Perjalanan menuju Mataram kami
mampir di Bukit Malimbu dan Pantai Senggigi. Tidak seperti ekspektasi, ternyata
Bukit Malimbu dan Pantai Senggigi lokasinya di pinggir jalan, hanya perlu
parkir mobil dan sampai di lokasi . wkwk.
Kami mampir ke toko oleh-oleh Wahana, membeli oleh-oleh khas Lombok dodol rumput laut seharga 30ribu untuk ukuran 12 potong cukup terjangkau. Selanjutnya kami menjemput Al An untuk bergabung dan makan Sate Rembiga Ibu Sinasih. Sate rembiga berbahan daging sapi dengan lumuran bumbu pedas. Sebatang sate cukup murah hanya 2.500 dengan lontong yang kemasannya berbentuk segitiga berbeda dengan di jawa yang berbentuk bulat.
Jam 18:00 kami sampai di Hotel
Panfila di dekat Pantai Kuta. Selanjutnya kami berjalan 10 menit menuju Pantai
Kuta. Menikmati Pantai Kuta di sore hari. Pantai yang unik dengan salah satu
bagian pantai yang memiliki pasir bulat seperti merica. Masih mendung sore itu,
tapi tentu saja tetap menyenangkan..
Komentar
Posting Komentar