TraveLive.in Chapter Lombok (Day 3)

 


Hari Ketiga. Jum’at, 15 Januari 2021

Pagi ini kami akan menuju ke Sembalun di kaki Gunung Rinjani. Jam 08:15 Mas Aldi udah jemput kami, berangkat habis subuh katanya dari Mataram. Hanya perlu perjalanan 1 jam dari Bayan menuju Sembalun. Memasuki daerah Sembalun, jalan berliku naik turun namun dikelilingi bukit-bukit cantik. Kami menuju Bukit Selong, bukit yang memperlihatkan petakan sawah yang rapi dengan latar Bukit Pergangsingan. Cukup aneh rasanya, jalan menuju tempat wisata tapi melewati gang sempit di tengah pemukiman penduduk. Sampai di lokasi hanya kami saja, kami jadi bisa menikmati suasana dan ambil photo sepuasnya :D



Selanjutnya kami menuju Alf*mart. Hehe. De Aldi bingung mau ngajakin kita kemana karena strawberry belum masuk masa panen jadi gak bisa ikut wisata petik straberry. Akhirnya kami hanya berkeliling melewati deretan bukit-bukit, itupun kami senang. Oiya, dalam perjalanan Mas Aldi udah berubah jadi De Aldi. Haha. Terimakasih udah jadi teman perjalanan kami yang menyenangkan.. XD

Sekitar jam 11 gerimis mulai turun dan jalanan mulai tertutup kabut. Kami memutuskan kembali ke Bayan. Kami sempat mampir ke Masjid Kuno Bayan yang merupakan masjid pertama di Lombok yang sudah berdiri sejak 300 tahun lalu. Masjid ini sudah tidak dipakai lagi. Berdinding rendah dan terbuat dari anyaman bambu, kalo mau masuk bahkan mungkin harus merunduk  karena pintu yang sangat rendah. Di sekitar masjid ada beberapa bangunan yang merupakan makam tokoh masjid tersebut.

Sampai di Bayan jam 12, kami packing dan De Aldi  sholat Jum’at. Jam 13:30 kami melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bangsal untuk menyeberang ke Gili Trawangan. Dalam perjalanan kami menikmati ikan asap dengan harga yang murah, 50 ribu untuk ikan baronang dan ikan kakaktua. Lengkap dengan sayur buah lontar yang unik seperti oyong mini dan tentu saja sambel terasi. hehe. Meski diawal sudah ditawar murah, namun saat membayar kami diminta 120ribu. Gak ada De Aldi saat itu, akhirnya kami bayar saja dengan perhitungan masih cukup murah sekalian buat makan malam. Haha.

Sampai Pelabuhan Bangsal jam 15:30 kami membeli tiket penyeberangan seharga 15ribu per orang. Jam 16:30 kapal kami berangkat, melalui perjalanan 20 menit kami sampai di Gili Trawangan. Di pelabuhan sudah ada yang meneriakkan nama kami, katanya sudah ditunggu dari pagi. Kami lanjut menuju penginapan dengan menaiki cidomo, semacam delman. Di Gili Trawangan memang tidak dibolehkan kendaraan bermotor, jadi hanya ada cidomo dan sepeda pilihan alat transportasi disana. Dengan ongkos cidomo 60ribu kami sampai di penginapan (sebelum kami menawar dari 100rb. Hehe), selamat datang di Coco Cabana :D

Rupanya hanya kami yang menginap di Coco Cabana hari itu, jadi berasa private villa. Coco Cabana melebihi ekspektasi kami, dengan harga tidak sampai 500ribu untuk 4orang. Kata Mbak Yuli yang jaga villa, normal harga kamar kami 2juta namun karena pandemi harganya jatuh. Sore itu kami menyewa sepeda yang disediakan penginapan seharga 25ribu per orang untuk menikmati sunset, sayang langit mendung. Di sepanjang jalan banyak penginapan yang tutup, kafe yang terbengkelai dan kios-kios penyewaan peralatan yang tidak terurus. Pandemi ini sangat menghantam pariwisata Gili Trawangan rupanya. Tapi sisi positifnya kami bisa menikmati Gili Trawangan yang lebih sepi tanpa perlu melihat bule-bule berbaju minim. Hehe.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Hewan Laut Yuk (Part 1)

Display Kelas Kami

TraveLive.in Chapter Lombok (Day 1)